This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 16 November 2012

Tokoh-Tokoh Palang Merah

FLORENCE NIGHTINGANLE (Ibu Perawat Sedunia)
Florence Nightinganle adalah anak dari seorang bangsawan Willian Edward Shore dan isterinya bernama Frances Smith berkebangsaan inggris, lahir tanggal 12 Mei 1920 di Kota Florence Italia. Walaupun berasal dari keluarga bangsawan ia lebih suka bergaul dengan anak-anak rakyat biasa dan suka menolong orang-orang yang tengah berada dalam kesulitan. Didorong oleh kepribadiannya itulah, maka ia memillih pendidikan pada sekolah perawat dan bukan sekolah yang khusus disediakan untuk para bangsawan, perawat masih dianggap pekerjaan yang hina
Pada saat ia mengabdi sebagai perawat di rumah sakit ia mendengar betapa hebatnya penderitaan prajurit di medan perang Krim, berita itu langsung menyentuh hatinya, ia menetapkan untuk pergi ke medan perang untuk merawat prajurit yang terluka.
Pada tanggal 1 Oktober 1854, dengan menumpang kapal laut ia berangkat menuju laut hitam, dan tiba di Scutary. Di Rumah Sakit Scutary inilah ia bersama teman-temannya membantu prajurit yang luka dan sakit walaupun dalam keadaan serba kekurangan. Florence menjalankan tugasnya 24 jam sehari dengan istirahat sebisanya, pada malam hari ia selalu berkeliling memeriksa pasien dengan menenteng lentera ditangannya sehingga ia dikenal dengan julukan “Lady of the Lamp”.
Florence yang setiap saat berada dalam suasana prihatin, ia tidak membiarkan satu orang prajuritpun menghembuskan nafas terakhir tanpa ia saksikan sendiri. Akhirnya peperangan dapat diselesaikan setelah berlangsung lebih dari dua tahun, bulan Juli 1856 angkatan perang Inggris akan ditarik kembali, tetapi Florence belum mau ikut pulang sebelum Rumah Sakit benar-benar kosong dari penderita.Sebagai pahlawan kemanusiaan Florence mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah Inggris. Florence meninggal pada tanggal 13 Agustus 1910.

JEAN HENRY DUNANT (Bapak Palang Merah Sedunia)

Jean Henry Dunant lahir pada hari Kamis tanggal 8 Mei 1826, di Ridverdine Genewa Swiss. Ayahnya berna aJean Jacques Dunant seorang anggota Dewan Republik Swiss dan Ibunya bernama Anne Antoniette Colladone keturunan bangsawan Perancis.Terpengaruh oleh pekerjaan ayahnya sebagai ketua yayasan yatim piatu, Henry Dunant memiliki dasar-dasat kepribadian yang halus dan senantiasa menolong mereka yang menderita. Pada usia 18 tahun ia mengikuti Young Men Criton Assocacosution di Perancis sebuah perhimpunan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia.
Di Alzazair Henry Dunant membangun usaha perkebunan dan penggilingan gandum, tetapi pada usia 30 tahun, ia dihadapkan pada cobaan dimana usahanya mulai mengalami kesulitan dana. Kesulitan lain yang dialami Dunant ialah karena ia bukan warga Negara Perancis, maka ia tidak begitu saja memperoleh konsensi atas penggunaan air bagi penggilingan gandumnya. Untuk itu, bagi Dunant tidak ada jalan lain kecuali berusaha menemui Napoleon III, yang kebetulan sedang berada di daerah Italia Utara untuk memimpin perang menghadapi Austria.Dengan tekad bulat ia berangkat ke Itali mengikuti angkatan perang Perancis dengan maksud akan lebih mudah bertemu dengan Napoleon III. Namun apa yang dialami Dunant bukannya bertemu dengan Napoleon III untuk kepentingan bisnisnya tetapi ia terperangkap dalam wilayah pertempuran Perancis – Sardinia di Solferino.
Dengan mengesampingkan bisnisnya, Dunant bersama masyarakat setempat melakukan berbagai usaha untuk membantu prajurit yang luka dan sakit. Sepulangnya dari Solferino ia mulai menulis buku, dan buku ini diterbitkan bulan November 1862 yang diberi judul “Un Souvenir de Solferino” atau kenang-kenangan di bukit Solferino. Buku ini tidak hanya memuat tentang betapa hebatnya pertempuran dan penderitaan prajurit kedua pihak yang berperang dan tentang pengalaman Dunant sendiri, tetapi yang lebih penting dari itu adalah ide Henry Dunant yang menyatakan perlunya organisasi-organisasi sukarela yang bersifat internasional dan bebas untuk melakukan kegiatan pemberian bantuan bagi prajurit yang luka dan sakit di medan pertempuran tanpa adanya diskriminasi.
Dalam proses perkembangannya setelah terbentuknya perhimpunan-perhimpunan Palang Merah nama Jean Henry Dunant semakin populer dan mendapat sanjungan dimana-mana. Tetapi sebaliknya bisnis yang ia jalankan hancur dan mengalami kebangkrutan usaha. Rumahnya terjual dan harta miliknya baik di Swiss maupun di luar negeri habis.
Hancurnya bisnis dan habisnya harta Dunant justru karena kegiatannya di bidang kemanusiaan. “Henry Dunant mengalami penderitaan demi penderitaan”. Pada tahun 1867 Napoleon III mengadakan pameran besar di Paris. Dalam rangka pameran tersebut Henry Dunant menerima penghargaan berupa medali emas, dan Dunant diangkat oleh beberapa Negara di Eropa sebagai Ketua Palang Merah. Tahun 1901 Henry Dunant mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian dunia. Dunant meninggal dalam usia 82 tahun, pada hari minggu tanggal 30 Oktober 1910 di Desa Appernzeller Heiden dan dimakamkan di Zurich.


RIWAYAT HIDUP ANGGOTA KOMITE LIMA

Henry Dufour

Henry Dufour pertama kali memasuki dinas kestentaraan yang akan dijalani seumur hidupnya pada tahun 1810, direkrut sebagai tentara Perancis Lima tahun sebelum Napoleon mangalami kekalahan di Waterloo. Dufour lahir di Costance pada tahun 1787. Ia mengalami luka pada tahun 1813 dan diobati di sebuah tahanan militer Inggris. Insinyur Sipil lulusan Encole Polytechnique Paris ini menghabiskan waktunya untuk membangun rel kereta api, jembatan dan perumahan.Swiss pada waktu itu belum membentuk konfederasi dan Dufour memainkan peran kunci dalam kampanye tentara Swiss untuk berjuang bagi sebuah negara bersatu. Pada tahun 1830, ia mengajukan khusus bagi bendera federal yang kemudian menjadi bendera negara tersebut dan sangat terkenal, Palang putih diatas dasar merah.
Dufour, seorang Jendral menjadi kepala Staff tentara Swiss pada saat huru-hara seperti revolusi, perang kemerdekaan dan guncangan akibat pergantian rezim yang terjadi di seluruh Eropa. Namun ia adalah politisi yang sangat dihormati. Pada awal tahun 1860-an ia bertemu Henry Dunant dan membantunya untuk mendirikan Palang Merah.

Gustave Moynier

Gustave Moynier sangat tertarik dengan bukunya Henrdy Dunant, “A Memory of Solferino”. Dua orang tersebut bertemu dan gabungkan gagasan. Mereka memainkan peran penting dalam pembentukan palang Merah.Moynier lahir pada tahun 1928, lulusan Sarjana Hukum di Jenewa dan Perancis. Menjadi seorang Pilantropis dan pembela hak-hak kemanusiaan dan sosial. Beliau menjadi Presiden dari ICRC sejak awal berdiri selama 46 tahun. Moynier dianggap sebagai arsitek utama organisasi.
Pada tahun 1873, Moynier membantu pembentukan Institute of International Law di Jenewa yang kemudian dianggap sebagai tokoh pembela hak azasi manusia. Moynier sadar akan kabutuhan prioritas penyebaran makna hak azasi manusia secara luas.

Dr. Theodore Mounoir

Dr. Theodore Mounoir, seorang pendiri dan anggota Gerakan Palang Merah. Lahir di Jenewa pada tahu 1806 dan belajar kedokteran di Inggris dan Perancis. Dia menjadi ahli bedah dan anggota dari Dewan Kesehatan pada Komisi Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan Masyarakat Jenewa. Talleyrand seorang Diplomat terkenal melihat bakat Mounoir dalam dunia diplomasi namun gagal membujuknya karena ia lebih memilih kedokteran.
Mounoir adalah teman Louis Appia, seorang pendiri Palang Merah seperti dirinya. Buku Sejarah ICRC ‘From Solferino to Tushima’ karya Pierre Boissier menggambarkan Mounoir sebagai seorang yang memiliki kualitas tinggi. Selain cerdas dia juga tampan, dan isi surat-suratnya mencerminkan ia mempunyai rasa humor yang tinggi.
Pemikirannya yang jelas dan akurat sangat membantu Dunant, Dufour, Moynier, dan Appia untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian menjadi sebuah gerakan sukarela terbesar di dunia. Sampai dengan kematiannya pada tahu 1819, ia selalu disosialisasikan dengan ICRC.

Dr. Louis Appia

Dr. Louis Appia, Lahir pada tahun 1818 di Frankfurt dan memperoleh gelar Dokter di Heidelberg pada tahun 1843. Appia menaruh minat khusus pada perkembangan teknik bedah terhadap korban perang.Pada tahun 1859, pada suatu konflik, Appia memobilisasi sumber daya dan bantuan dana untuk menolong mereka yang terluka dan beliau sendiri bekerja di rumah sakit lapangan. Kerja sukarela untuk misi-misi seperti itu adalah bagian penting dari hidupnya.
Dua tahun kemudian Appia diangkat sebagai Medical Society di Jenewa. Kamudian pada tahun 1863 beliau diminta untuk bekerja didalam sebuah komisi yang membahas gagasan Henry Dunant bagi peningkatan kondisi tentara – tentara yang terluka di medan perang. Komisi ini kemudian menjadi ICRC. Pada bulan Oktober 1863, Appia menyarankan agar para sukarelawan di zona perang seharusnya memakai pita lengan putih untuk mengidentifikasi mereka. Jendral Dufour kemudian menyarankan agar semua tanda pita lengan Palang Merah saja yang digunakan.

7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Tri Bakti PMR

 7 prinsip dasar palang merah internasional dan bulan sabit merah internasional :

Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.
Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.
Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia. 
Tri Bakti PMR :
Palang Merah Remaja adalah merupaka sebuah wadah pembinaan generasi muda yang nantinya dipersiapkan menjadi kader-kader/ tenaga sukarela yang memiliki keterampilan dibidang kepalang merahan dan menjadi kader Palang Merah Indonesia.


Keterampilan yang harus dimilili oleh anggota PMR meliputi keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan, keterampilan membuat tandu darurat,keterampilan dalam perawatan keluarga, ketrampilan dapur umum dan keterampilan dalam menghadapi bencana.


Setiap anggota PMR harus mengamalkan TRI BAKTI PMR dalam melaksanakan tugasnya dan tanpa membeda-bedakan suku, agama dan RAS.


1. Berbakti pada masyarakat
  1. Dapat menyanyikan lagu Mars PMI dan Bakti Remaja
  2. Dapat membuat bagan struktur organisasi PMR
  3. Tahu alamat PMI Cabang dan PMI Daerahnya
  4. Tahu susunan pengurus PMI Cabang
  5. Tahu kegiatan dan tanda pengenal PMR
  6. Tahu tempat puskesmas, rumah sakit, bidan, dan dokter dilingkungannya
  7. Tahu cara menghubungi tenaga kesehatan dilingkungannya
  8. Menengok teman yang sakit
  9. Membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah
  10. Tahu alamat rumah sendiri
  11. Tahu Cara menjaga kebersihan lingkungan
  12. Pernah ikut gotong royong membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, puskesmas dan lingkungan tempat tinggalnya
  13. Melaksanakan kunjungan sosial, a.I. ke runah sakit, panti jompo, panti asuhan
  14. Pernah menyumbang tenaga/meteri kepada korban bencana
  15. Melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, misal sosialisasi pencegahan penyakit/bencana dilingkungan sekolah dan keluarga
  16. Melaksanakn lomba lingkungan sekolah sehat




2. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan
  1. Dapat menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan keluarga, serta kerindangan
    lingkungan
  2. Mengenal obat-obatan ringan dan manfaatnya
  3. Dapat melakukan pertolongan pertama kepada teman sebayanya
  4. Dapat melakukan perawatan keluarga dirumah
  5. Mengikuti kegiatan kesehatan remaja
  6. Dapat melakukan kesiapsiagaan bencana untuk dirinya sendiri dan keluarga
  7. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan disekolah


3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional
  1. Menjalin persahabatan dengan anggota PMR dari PMI Cabang, atau organisasi remaja lain :
  • Saling berkunjung untuk latihan bersama
  • Saling berkirim surat atau album persahabatan
  • Berkirim hasil kerajinan daerah, informasi pariwisata

Selasa, 06 November 2012

Kebunku Indah


Senin, 05 November 2012

Sejarah Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)


1919: Relawan Palang Merah Amerika membawa korban flu Spanyol, 1919.

Pembentukan IFRC

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) didirikan pada tahun 1919 di Paris pada masa setelah Perang Dunia I. Perang telah menunjukkan perlunya kerjasama yang erat antara Masyarakat Palang Merah, yang, melalui kegiatan kemanusiaan mereka atas nama tawanan perang dan kombatan, telah menarik jutaan sukarelawan dan membangun tubuh besar keahlian. Sebuah Eropa hancur tidak mampu kehilangan seperti sumber daya.

Saat itu Henry Davison, presiden dari American Red Cross Perang Komite, yang mengusulkan pembentukan sebuah federasi dari Perhimpunan Nasional. Sebuah konferensi medis internasional yang diprakarsai oleh Davison mengakibatkan lahirnya Liga Perhimpunan Palang Merah, yang berganti nama pada bulan Oktober 1983 untuk Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan kemudian pada November 1991 untuk menjadi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Tujuan pertama dari IFRC ini adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di negara-negara yang telah sangat menderita selama empat tahun perang. Tujuannya adalah "untuk memperkuat dan bersatu, untuk kegiatan kesehatan, sudah ada Masyarakat Palang Merah dan untuk mempromosikan pembentukan Masyarakat baru"

Ada lima anggota pendiri Masyarakat: Inggris, Perancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat. Jumlah ini telah berkembang selama bertahun-tahun dan sekarang ada 187 Perhimpunan Nasional diakui - satu di hampir setiap negara di dunia.

Kelahiran idea

Ide Palang Merah lahir pada tahun 1859, ketika Henry Dunant, seorang pria muda Swiss, datang atas tempat pertempuran berdarah di Solferino, Italia, antara tentara kekaisaran Austria dan Franco-Sardinia aliansi. Beberapa 40.000 pria terbaring mati atau sekarat di medan perang dan terluka kurang perhatian medis.

Dunant mengorganisir masyarakat setempat untuk mengikat luka para prajurit dan untuk memberi makan dan menghibur mereka. Setelah kembali, ia menyerukan penciptaan masyarakat bantuan nasional untuk membantu mereka yang terluka dalam perang, dan menunjuk jalan ke Konvensi Jenewa mendatang.

"Bukankah itu ada beberapa cara, selama masa damai dan tenang, membentuk masyarakat yang lega objek akan memiliki yang terluka dirawat di saat perang dengan antusias, relawan setia, memenuhi syarat untuk tugas tersebut?" tulisnya.
Palang Merah lahir pada tahun 1863 ketika lima Jenewa pria, termasuk Dunant, membentuk Komite Internasional untuk Bantuan ke Terluka, kemudian menjadi Komite Internasional Palang Merah. Lambang yang merupakan palang merah di latar belakang putih: kebalikan dari bendera Swiss. Tahun berikutnya, 12 pemerintah mengadopsi Konvensi Jenewa pertama, sebuah tonggak dalam sejarah umat manusia, menawarkan perawatan untuk luka, dan mendefinisikan pelayanan medis sebagai "netral" di medan perang.

90 tahun meningkatkan kehidupan yang paling renta
Ide penyatuan keterampilan dan sumber daya dari Masyarakat Palang Merah untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan bukan hanya untuk mempersiapkan bantuan dalam masa perang, kembali ke pendiri Gerakan, Jenewa pengusaha Henry Dunant.

Henry Dunant - Nasib Palang Merah

Jean-Henry Dunant lahir pada 8 Mei 1828 di Jenewa untuk keluarga Calvinis kelas menengah. Inisiatif awal termasuk berpartisipasi dalam penciptaan Young Men Christian Association (YMCA) pada tahun 1852 dan Aliansi Dunia YMCAs pada tahun 1855.

Visi IFRC

Untuk menginspirasi, mendorong, memfasilitasi dan mempromosikan setiap saat segala bentuk kegiatan kemanusiaan oleh Perhimpunan Nasional, dengan maksud untuk mencegah dan mengurangi penderitaan manusia, dan dengan demikian memberikan kontribusi bagi pemeliharaan dan promosi martabat manusia dan perdamaian di dunia .


Peran IFRC

IFRC melakukan operasi bantuan untuk membantu korban bencana, dan menggabungkan ini dengan kerja pengembangan untuk memperkuat kapasitas Perhimpunan Nasional anggotanya. Pekerjaan IFRC berfokus pada empat bidang utama: mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan bencana, dan perawatan kesehatan dan masyarakat. Rincian lebih lanjut dari pekerjaan ini dapat ditemukan di Apa yang kita lakukan bagian.

Jaringan unik dari Perhimpunan Nasional - yang mencakup hampir setiap negara di dunia - adalah kekuatan pokok IFRC. Kerjasama antara Perhimpunan Nasional memberikan potensi yang lebih besar untuk mengembangkan kapasitas IFRC dan membantu mereka yang paling membutuhkan. Pada tingkat lokal, jaringan memungkinkan IFRC untuk mencapai masyarakat individu.

Peran sekretariat di Jenewa adalah untuk mengkoordinasikan dan memobilisasi bantuan pertolongan untuk keadaan darurat internasional, meningkatkan kerjasama antara Perhimpunan Nasional dan mewakili tersebut Perhimpunan Nasional di bidang internasional.

Peran delegasi lapangan adalah untuk membantu dan menyarankan Perhimpunan Nasional dengan kegiatan pemberian bantuan dan program pembangunan, dan mendorong kerjasama regional.

IFRC, bersama-sama dengan Perhimpunan Nasional dan Komite Internasional Palang Merah, membuat Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah.